Minggu, 09 Oktober 2016

Aku Ingin

Awalnya mencintaimu dalam diam...
Gelisah... Resah...
Gusar ingin mengatakan....
Kupendam... Hingga entah....
Lalu kuberanikan diri... Bukan awalnya ku tak berani....
Terlalu banyak menerka.... Ironi..

Aku katakan aku mencintaimu...
Di Bulan Mei...
Saat temaram menyinari dalam diam....
Aku perhatikan... Sinar yang tidak kalah indah terpancar....
Dari kedua mata... penuh cinta...
Sejak itu... Dan nanti pun...
Di kehidupan yang jauh setelah ini....
Ijinkan aku untuk selalu mencintaimu....
Aku ingin...


Adi Nugraha

Selasa, 10 Mei 2016

Puisi Untuk Tia

Dari biasa menjadi rasa
Dari lalu menjadi kini

Kamu, sebuah kata penuh makna yang membutuhkan jarak ribuan massa
Untuk kuselami
Hingga hanyut dan tak peduli

Kuyakini, kini duka menjadi suka
Kini luka menjadi bahagia

Kamu, poros semesta tempat bahagia itu bersemayam
Bersama ribuan rasa yang telah pulang
Kupikir lupa arah pulang
Ternyata kamu adalah alasan


Adi Nugraha

Kamis, 05 Mei 2016

Puncak Bogor

Disini, rindu sempat terucap
Hanya melalui sebuah tatap
Aku ingin mengenangnya
Melalui pena kuukir semua

Untuk kalian yang berharap
Lihatlah, disini sudah kucoba tinggalkan
Sebuah rindu yang sudah terucap
Bersamamu

Adi Nugraha 

Minggu, 17 April 2016

Purwakarta

Purwakarta adalah kota tempatku kembali untuk menikmati setiap aroma kenangan disetiap sisi keindahannya bersama secangkir kopi...

Engkau adalah rindu yang sudah lama ada dan menetap tanpa pergi dan meninggalkan...

Terimakasih sudah kembali mengingatkan ku tentang aroma itu setiap kali ku pulang untuk melepaskan setiap penat kehidupan...

Aku selalu pergi namun engkau tetap menetap dan menjaga setia setiap kenangan itu, disini hingga waktu melupakan...

Adi Nugraha 

Jumat, 08 April 2016

Sekejap

Sekejap, kau mengukir keindahan surga dalam batinku....
Disatu sisi kau pulalah juga yang mengukir neraka dalam pikiranku....
Aku tak berdaya....
Aku tak tertata....

Mulutku hanya biasa untuk terdiam.....
Setiap engkau menghampiri dalam pikiran....
Tingkahku hanya biasa untuk terdiam.....
Setiap engkau menghampiri dalam pandangan....

Cinta kasih, engkau begitu mulia hadir.....
Aku hanya malu, bingung, resah dan kadang tak berdaya....
Cinta kasih, engkau begitu murni hadir....
Sehingga terkadang aku-pun malu, bingung, resah dan kembali tak berdaya....

Disana, apakah kamu merasakan hal yang sama?
Sama sepertiku....


Adi Nugraha


Kamis, 25 Februari 2016

Sepotong Senja

"Sepotong senja untukmu kenangan, menghempaskan pikiran pada imajiner terdalam tentang arti sebuah keindahan, ingin rasanya kubawa Sepotong senja ini untuk menemanimu, disini, disetiap malam panjang lelahmu...."

Adi Nugraha 

Rabu, 04 November 2015

Malam

Malam, sunyi dan kelam....
Aku sapa engkau wahai temaram....
Terdiam, melayang jauh, menghempas tubuh.....
Lelah-letihku hari ini....
Engkau tahu? wahai sahabat malam....
Merasakan sebagian kehidupan yang berlalu kesakitan.....
Disini, terbaring kaku, imajinasi melayang-melambung......
Meratap, menerawang....
Terhempas dan siap melupakan.....


Adi Nugraha

Jumat, 28 Agustus 2015

Travelling to Bali #3

Selasa, 25 Agustus 2015


Setelah hampir 2 minggu di Bali, waktu yang lebih lama 1 minggu dari Papa Rock n' Roll'a The Dance Company, yuhuuu ! akhirnya gue pulang ....
sebelum pulang gue sempatkan diri dulu untuk membeli oleh-oleh, yaitu makanan khas Bali seperti Pie Susu dan Brem Bali. untuk 1 harga Pie Susu isi 10 gue merogoh kocek Rp. 18.000,00 dan untuk harga 1 kemasan Brem Bali gue harus merogoh kocek Rp. 10.000,00. Waktu itu gue beli di daerah Denpasar.

Setelah puas belanja oleh-oleh perjalanan dilanjutkan kembali melalui rute yang sama pada saat datang menuju Pelabuhan Gilimanuk. Sebelum itu, di perjalanan gue mampir dulu ke salah satu pantai yang sepi pengunjung, yaitu namanya Pantai Asoka

Pantai Asoka
Pantai Asoka ini terbilang cukup bersih, alami dengan kondisi pasir berwarna hitam, dan yang pasti ngga kalah indah dengan pantai-pantai pada umumnya. Tidak perlu khawatir di Pantai Asoka juga kita masih bisa menemukan warung untuk membeli jajanan loh.



Setelah asik menikmati keindahan Pantai Asoka, perjalanan kemudian dilanjutkan kembali menuju Pelabuhan Gilimanuk dan tiba sekitar Pukul 5 sore ....

Si Kupluk

Selasa, 25 Agustus 2015

Travelling to Bali #2

Cerita perjalanan gue masih terus berlanjut dan melalui tulisan kali ini gue mau berbagi cerita lagi sama kalian semua .....

Sebelum gue sampai Bali, gue menghabiskan waktu perjalanan sekitar 6 hari menggunakan sepeda motor pada saat keberangkatan, waktu normal perjalanan ke Bali sekitar 3 setengah hari dan sempat menghabiskan waktu 2 setengah hari di Yogyakarta.


Keberangkatan dimulai tanggal 10 Agustus 2015 dari Bandung. Waktu itu seharusnya berangkat pukul 5 pagi sesuai dengan rencana awal tapi karena ada beberapa hal yang  harus diselesaikan sehubungan dengan kostan yang sempat digunakan saat PKL jadi mau ngga mau harus dulu nyelesain urusan itu dan jadinya perjalanan ngaret kurang lebih pukul 3 sore .....
rute awal perjalanan melalui jalur alternatif Sumedang-Majalengka-Cirebon setelah itu masuk perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah, Brebes-Tegal-Pemalang-Pekalongan-Batang. Setelah sampai Batang rute diarahkan menuju Temanggung tapi karena kondisi ngga memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan maka sekitar pukul 12 malam transit dulu untuk bermalam di musholla pom bensin yang lokasinya berada di daerah Sukorejo. besoknya perjalanan dilanjutkan sekitar pukul 8 pagi menuju Kendal-Temanggung-Magelang-Yogyakarta setelah itu mengambil jalur menuju Klaten-Surakarta-Karanganyar dan akhirnya tiba di perbatasan Jawa Tengah-Jawa Timur, Magetan-Madiun-Nganjuk-Jombang-Mojokerto mengambil arah menuju Pasuruan-Probolinggo-Situbondo-Banyuwangi. Saat itu sampai di Pelabuhan Ketapang sekitar Pukul 12 malam setelah 2 hari perjalanan dari Sukorejo, menghabiskan waktu dengan bersantai sambil menikmati makan malam lebih tepatnya makan tengah malam sebelum melanjutkan penyeberangan menuju Pelabuhan Gilimanuk. Gue ketemu dan kenalan dengan salah satu orang namanya Mas Rama, dia pimpinan rombongan club motor yang kebetulan baru nyebrang dari Pelabuhan Gilimanuk ke Ketapang dan sempat makan di tempat yang sama dengan gue. Orangnya asik dan ramah, dia banyak cerita banyak hal seputar Banyuwangi dan Bali tapi masih dalam konteks yang sederhana. Setelah ngobrol banyak hal akhirnya gue dan temen gue Filiano pamit dan kebetulan mas Rama juga harus pamit untuk pulang dan di akhir perbincangan sebelum berpisah beliau sempat ngasih beberapa produk minuman di tempat dia bekerja untuk gue dan Filiano, baiknya ....


Sabtu, tanggal 15 Agustus 2015

Gue akhirnya bisa sampai Bali .....
sejauh ini menghabiskan dana Rp. 200.000,00 untuk bensin dan makan gue sendiri. Waktu itu gue sampe Bali, tepatnya di Denpasar jam 5 pagi setelah semalam menyebrang pulau yg kurang lebih memakan waktu sekitar 30-45 menit dengan biaya untuk 2 orang dan 1 motor sebesar Rp. 25.000,00. Nah, pas udah sampe penyebrangan pemeriksaan masuk untuk ke Bali ketat banget nih, buat loe semua yang ngga bawa KTP mending jangan harap bisa masuk dan mungkin harus merasa kecewa karena bakal dipulangkan secara paksa. Karena dari mulai KTP, SIM, dan STNK (bagi yang membawa kendaraan) bakal kena cek semua, ngga bakal ada satu orang-pun yang bisa lolos pemeriksaan, yaa kecuali kalau memang loe jago banget lolos dari pemeriksaan kaya di film-film, impossible !

Perjalanan dari Pelabuhan Gilimanuk ke Denpasar kurang lebih sekitar 3-4 jam lamanya, untuk kondisi jalannya gue bilang bagus banget, ada beberapa wilayah yang bakalan loe lewati masih dalam kondisi alami dan orang-orang Bali menamakannya kawasan suci, nah di kawasan tersebut loe hanya bakal liat pura-pura kecil dan gue sadar ketika pulang bahwa daerah yang gue lewatin itu masih banyak banget monyet-monyet liarnya, ini beneran serius loh ! karena pada saat berangkat menuju Denpasar sekitar pukul 3 pagi jadi kondisi jalan gelap banget dan gue ngga menyadari ada banyak monyet di sekitar jalan yang gue lalui, bahkan ada beberapa monyet yang akhirnya malah ketabrak dan mayatnya tergeletak gitu aja di tengah jalan, kasian ....


Minggu, tanggal 23 Agustus 2015


Gue jalan-jalan ke Pantai Jimbaran, pantai yang lokasinya ngga jauh dengan bandara. Kelebihan di Pantai Jimbaran ini, loe bisa kapan-pun setiap saat melihat pesawat yang landing dan take off dan bagi gue itu keindahan tersendiri dan unik dari pantai-pantai lain yang ada di Bali. Pantai Jimbaran juga cocok untuk makan dan bersantai dengan keluarga di malam hari loh ! waktu itu gue berkunjung kesana sore hari menjelang sunset dan suasananya luar bisa indah banget !

Pantai Jimbaran

Tapi, sangat disayangkan kondisi dan keadaan di beberapa titik Pantai Jimbaran kotor dan bau ikan karena memang kondisi pantai yang dekat dengan sejenis pasar tradisional. oya untuk biaya masuk ke Pantai Jimbaran gratis bahkan waktu itu gue ngga bayar parkir sama sekali. dan buat kamu yang umat muslim jangan khawatir karena di dekat pantai tersedia mesjid juga, bahkan ngga sedikit juga pedagang-pedagang muslim yg berjualan di daerah itu.


Senin, tanggal 24 Agustus 2015

Pantai Petitenget

Di daerah yang ngga jauh dari Kerobokan (tempat tinggal kakak gue) ada satu pantai yang sempat gue bahas di postingan sebelumnya, namanya Pantai Petitenget. di Pantai ini jumlah pengunjung yang ada ngga sebanyak di pantai-pantai lain yang terkenal seperti Sanur dan Jimbaran yang sebelumnya gue datengin loh ! di Pantai Petitenget loe akan merasa lebih santai dan tenang, apalagi sambil menyewa bangku pantai dengan merogoh kocek Rp. 50.000,00 untuk 2 bangku. Oya untuk harganya disesuaikan yaa, asal pinter-pinter nawar harga pokoknya yang paling penting.





Di Pantai Petitenget pun sama tidak dikenakan biaya masuk, bahkan lagi-lagi gue ngga bayar parkir sama sekali karena kaburrrr ! haha ...
setelah  asik menikmati keindahan pantai, main pasir dan tentunya main air, perjalanan dilanjutkan ke pasar tradisional yang masih ada di daerah Kerobokan, gue lupa namanya apa dan disana gue beli Soto Kare Ayam seharga Rp. 10.000,00 dan masih banyak lagi jenis makanan yang lain dan harganya terbilang cukup terjangkau bagi seorang backpaker kaya gue dan bahkan gue liat juga ada bule-bule yg  berkunjung ke pasar tersebut untuk membeli makanan masyarakat lokal.

Oh ....Bali memang masih menjadi tempat yang menarik bagi para wisatawan mancanegara, masyarakat lokal dan mancanegara menjadi warna tersendiri bagi kehidupan di Bali saat ini tapi walaupun begitu gue salut masyarakat Bali pada umumnya masih sangat baik melestarikan kebudayaannya sendiri, eksistensinya masih terjaga cukup baik, semoga hal itu yang bisa selalu menjadi nilai lebih untuk Bali menjaga sektor Pariwisatanya untuk Indonesia saat ini dan di masa yang akan datang.

Jumat, 21 Agustus 2015

Travelling to Bali #1

Halo !
Sudah hari ke-8 gue di Bali tapi baru sempet main ke Pantai Sanur doang, selebihnya cuma asik sendiri di rumah sambil main game Call of Duty & GTA V via Playstation 3.
rencana awal sih pengennya bisa keliling ke tempat-tempat bagus yang ada di Bali tapi sampe hari ini belum kesampaian, bukan karena ngga ada waktu tapi emang karena males jalan, lah kenapa ? gue juga ngga tahu kenapa bisa gitu haha .....
sayang banget sih emang waktu di Bali ini cuma dipake diem di rumah doang, mungkin Sabtu sore ini dan Minggu bisa gue manfaatkan sebaik mungkin untuk keliling Bali. Gue sekarang lagi ada di rumah kakak gue di daerah Kerobokan, daerahnya ngga jauh dari kota Denpasar, bisa dibilang Kerobokan ini tempatnya strategis untuk bisa menjangkau tempat-tempat wisata bahari di Bali menggunakan sepeda motor. dekat dengan daerah Kerobokan ada satu Pantai namanya Pantai Petitenget, tapi gue belum sempet kesana juga haha ....

Untuk tahu seperti apa Pantai Petitenget kalian bisa cek informasinya di situs resmi Wonderful Indonesia, disitu lengkap membahas tentang semua destinasi wisata termasuk soal Pantai Petitenget.
katanya di Pantai Petitenget ini tempat yang paling pas untuk lihat sunset sore hari.

Calon Backpaker Sejati

Rabu, tanggal 19 Agustus 2015

Gue sempet keluar rumah buat main ke Pantai Petitenget cuma karena ngga ketemu pantainya dimana lagian juga ngga nanya-nanya juga karena setengah hati buat kesana jadi gue memutuskan berkendara ke daerah kota Denpasar terus lanjut lagi ke arah Sanur setelah gue beli buku di Toko Buku Togamas, oya yang menarik ketika gue beli buku disini adalah banyak banget buku yang membahas tentang kebudayaan Indonesia terutama kebudayaan Bali, bahkan ngga jarang gue lihat setiap penulisnya adalah merupakan orang-orang asli Bali sendiri loh, hebat !
akhirnya gue beli buku novel budaya berjudul "Sutasoma" penulisnya adalah Cok Sawitri dan hebatnya lagi penerbitannya pun dari Bali jadi hal itu yang cukup efektif untuk melestarikan dan membangkitkan eksistensi penulis-penulis dari daerahnya sendiri.

Setelah itu gue lanjut ke daerah Sanur tepatnya ke Pantai Sanur, itupun gue berkunjung ketika malam hari dimana keadaan pantai ngga sebegitu ramenya seperti di siang hari kebanyakan gue lihat pasangan-pasangan yang lagi pacaran (sementara gue sendiri, kelihatan banget jomblonya). Oya sedikit catatan buat loe semua yang menginginkan suasana tenang ngga ada salahnya ke Pantai ketika malam hari sambil loe bisa menikmati suasana pantai yang sepi dengan angin laut yang menyejukan ditambah suara deburan ombak, gue yakin suasana hati loe bisa refresh lagi dah !


Jum'at, tanggal 21 Agustus 2015

Gue kesulitan cari Mesjid untuk shalat Jum'at. Alhasil gue keliling-keliling di seputaran kawasan Kerobokan. Sekitar setengah jam lebih gue ngga nemu juga dimana keberadaan Mesjid tadinya gue udah putus asa, "apa iya gue ngga usah shalat jum'at" pikir gue. Tapi akhirnya setelah setengah hidup gue cari Mesjid, gue berpapasan sama seorang bapak yang gue taksir usianya ngga jauh beda sama Ayah gue (bahasa kerennya Bokap), maka setelah itu .... loe semua pasti tahu jalan pikiran gue seperti apa kan ? disitulah gue akhirnya bisa nemu Mesjid buat shalat, horeee ! cerdas kan cara gue ? tapi asli sebelum gue bisa nemuin itu Mesjid gue sempet berdoa semoga diijinkan untuk Shalat Jum'at hari itu dan mutlak saat itu juga doa gue terjawab dengan gue bisa nemuin tuh Bapak, subhanallah.

Gue shalat Jum'at di daerah yang ngga jauh dari kota Gianyar, lumayan jauh juga untuk ukuran shalat Jum'at yang biasanya hanya ditempuh menggunakan kaki pribadi haha ....
akhirnya disitu kadang gue merasa sedih, loh ! iya gue sadar kalau ternyata gue belum sepenuhnya cinta akan Mesjid, di Purwakarta dimana Mesjid dan Musholla sering gue temui dimana-mana atau di Jakarta saat gue kuliah, di Depok saat gue tinggal, bahkan di Bandung saat gue PKL, yaa gitu gue pasti nganggepnya biasa aja pokoknya sesuatu yang sering ada di sekitar kita selalu kita anggap jadi hal yang biasa aja. Satu lagi pelajaran berharga yang bisa gue dapet di perjalanan ini adalah kadang kita harus selalu merasa bersyukur dengan apa yang sudah ada di lingkugan tempat kita berada karena belum tentu loe bisa dapet hal yang sama di lingkungan lain saat loe melakukan perjalanan semacam ini. mudah-mudahan gue jadi tambah rajin shalat di Mesjidnya, amin ....

Tapi mungkin suatu saat gue mau tinggal di tempat yang mayoritas bukan muslim, kenapa ? karena gue kepingin merubah kembali hal-hal yang biasa menjadi tidak biasa dalam hidup gue, efeknya supaya gue bisa jauh lebih menghargai, mensyukuri, dan mencintai apa yang sebelumnya mulai gue anggap biasa. mungkin juga ngga ada salahnya gue bisa merasakan menjadi kelompok dari bagian minoritas di lingkungan lain seperti saat ini, tapi tentunya kalau gue bener-bener siap dan dapet kesempatan .....
mungkin nantinya bisa sama seperti cerita di film Haji Backpaker, bisa menemukan arti ajaran ketuhanan yang sebenarnya dalam islam di hidup gue dengan melakukan perjalanan ke tempat-tempat yang menjadi minoritas kaum muslim. Karena gue yakin orang-orang muslim yang menjadi minoritas kualitasnya luar biasa dan bahkan kita bisa belajar hal dengan pemikiran dan sudut pandang yang jauh berbeda dengan kebudayaan asal kita tinggal, itu salah satu hal yang gue bilang menarik untuk jadi sebuah pelajaran.

Sampai disini dulu catatan gue kali ini .....

© Somplaaak travelleR
Maira Gall